Profil Desa Pasegeran
Ketahui informasi secara rinci Desa Pasegeran mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Pasegeran, Pandanarum, Banjarnegara yang kaya potensi. Jelajahi keunggulan agrowisata kopi dan salak, pesona alam tersembunyi, serta kemandirian energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang inovatif.
-
Agroekonomi Unggul
Desa Pasegeran merupakan lumbung kopi robusta dan salak berkualitas tinggi, menjadi penopang utama perekonomian lokal dan memiliki potensi besar untuk pengembangan agrowisata.
-
Kemandirian Energi
Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) menjadi bukti nyata inovasi dan swadaya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan energi, sekaligus menjadi model percontohan energi terbarukan.
-
Potensi Wisata Alam
Dikelilingi perbukitan dan memiliki curug (air terjun) yang masih alami, Pasegeran menyimpan pesona destinasi ekowisata dan wisata petualangan yang menanti untuk dikembangkan secara profesional.

Desa Pasegeran, yang terletak di wilayah perbukitan Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menjelma sebagai sebuah contoh nyata perpaduan antara kekayaan alam, kearifan lokal dan inovasi teknologi. Berada di kawasan yang cenderung terpencil, desa ini justru menyimpan potensi luar biasa yang bertumpu pada sektor pertanian, pariwisata alam, dan kemandirian energi. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, Pasegeran menawarkan lanskap agraris yang subur dan masyarakat yang tangguh, menjadikannya subjek yang menarik untuk digali lebih dalam sebagai salah satu mutiara tersembunyi di Banjarnegara.Desa ini tidak hanya mengandalkan bentang alamnya yang indah, tetapi juga secara proaktif membangun kemandirian melalui pemanfaatan sumber daya terbarukan. Hal ini tercermin dari keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang menjadi tulang punggung penerangan dan aktivitas ekonomi warga. Dengan komoditas unggulan seperti kopi dan salak yang mulai dikenal, serta pesona alam yang belum banyak terjamah, Desa Pasegeran berdiri sebagai wilayah dengan prospek cerah di masa depan.
Sejarah dan Identitas Lokal
Menurut beberapa sumber lokal dan penuturan para sesepuh, nama "Pasegeran" memiliki makna historis yang dalam. Kata tersebut berasal dari bahasa Jawa "seger," yang berarti segar, merujuk pada lokasinya yang berada di dataran tinggi dengan udara sejuk dan sumber mata air melimpah. Dahulu, wilayah ini diyakini sebagai tempat peristirahatan atau persinggahan (pasegeran) bagi para pelancong atau tokoh-tokoh penting yang melintasi kawasan pegunungan tersebut.Secara administratif, Desa Pasegeran terdiri dari lima dusun utama, yakni Dusun Pasegeran, Karanggondang, Penanggungan, Kroya, dan Jumbleng. Pusat pemerintahan, termasuk kantor balai desa, berlokasi di Dusun Kroya. Meskipun demikian, nama "Pasegeran" yang berasal dari salah satu dusunnya akhirnya diadopsi menjadi nama resmi desa. Terdapat catatan historis yang menyebutkan bahwa wilayah ini pernah menjadi bagian dari Kabupaten Purbalingga sebelum akhirnya bergabung dengan Kabupaten Banjarnegara, sebuah keputusan yang didasari oleh aksesibilitas dan kedekatan dengan pusat ekonomi dan pemerintahan yang lebih mudah dijangkau di Banjarnegara.Karakter masyarakat Desa Pasegeran sangat lekat dengan nilai-nilai agraris dan semangat gotong royong. Tradisi kerja sama dalam mengolah lahan, membangun fasilitas umum, dan menyelenggarakan acara adat masih terjaga dengan baik. Kehidupan sosial yang komunal ini menjadi fondasi utama dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam pembangunan infrastruktur vital seperti jalan dan pembangkit listrik secara swadaya.
Kondisi Geografis dan Demografi
Desa Pasegeran secara geografis terletak di bagian barat daya dari Kecamatan Pandanarum. Wilayahnya yang berupa perbukitan dan lembah berada pada ketinggian yang signifikan di atas permukaan laut, menjadikannya daerah dengan suhu udara sejuk dan curah hujan yang cukup tinggi, kondisi ideal untuk pertanian tanaman keras.Letak dan Batas Wilayah Luas wilayah Desa Pasegeran mencakup area sekitar 8,43 kilometer persegi (km2). Secara administratif, batas-batas wilayahnya ialah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Pingit Lor dan Desa Lawen.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Pringamba.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Losari (Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga).
Sebelah Barat: Berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Purbalingga.
Struktur Kependudukan Berdasarkan data kependudukan terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan sistem informasi desa, jumlah penduduk Desa Pasegeran mencapai sekitar 3.065 jiwa. Dengan luas wilayah 8,43 km2, kepadatan penduduk desa ini tergolong rendah, yakni sekitar 364 jiwa per km2. Kepadatan yang rendah ini mencerminkan karakteristik wilayah pedesaan agraris di mana lahan lebih banyak dimanfaatkan untuk perkebunan dan pertanian dibandingkan pemukiman padat. Mayoritas penduduk tersebar di kelima dusun yang ada, dengan mata pencaharian utama sebagai petani.Topografi yang berbukit-bukit juga memengaruhi pola pemukiman penduduk yang cenderung mengelompok di area yang lebih landai dan dekat dengan sumber air serta akses jalan utama desa.
Potensi Ekonomi dan Komoditas Unggulan
Perekonomian Desa Pasegeran sangat bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan. Tanah yang subur berkat kandungan vulkanik dan iklim yang mendukung menjadikan desa ini sebagai penghasil beberapa komoditas unggulan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.Sektor pertanian menjadi denyut nadi utama bagi sebagian besar keluarga di Pasegeran. Komoditas andalan yang telah lama dibudidayakan dan menjadi sumber pendapatan utama yaitu kopi dan salak. Kopi jenis robusta tumbuh subur di lereng-lereng perbukitan, menghasilkan biji kopi dengan cita rasa khas yang kuat. Proses pengolahan yang masih banyak dilakukan secara tradisional oleh petani lokal memberikan nilai otentik pada produk kopi dari Pasegeran.Selain kopi, salak juga menjadi "emas hijau" bagi desa ini. Meskipun Banjarnegara secara umum dikenal sebagai penghasil salak, Pasegeran memiliki kebun-kebun salak yang produktif. Pengembangan produk turunan seperti jenang salak atau keripik salak menjadi peluang diversifikasi yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi para petani. Di samping dua komoditas utama tersebut, masyarakat juga menanam tanaman lain seperti cengkeh, kapulaga, dan berbagai jenis palawija untuk kebutuhan subsisten maupun dijual ke pasar terdekat.Infrastruktur jalan yang semakin membaik, salah satunya melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) beberapa tahun lalu, telah membuka akses yang lebih baik untuk distribusi hasil panen. Jalur pertanian yang kini lebih mulus memungkinkan para petani mengangkut produk mereka dengan lebih efisien, mengurangi biaya transportasi dan menjaga kualitas hasil bumi hingga sampai ke tangan konsumen.
Inovasi Energi Terbarukan: Kebanggaan PLTMH Pasegeran
Salah satu pencapaian paling membanggakan dan menjadi ikon kemandirian Desa Pasegeran merupakan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Di tengah keterbatasan akses listrik dari jaringan utama PLN di masa lalu, masyarakat Pasegeran berinisiatif memanfaatkan potensi aliran sungai yang melimpah untuk menghasilkan listrik sendiri. PLTMH ini dibangun secara gotong royong, menjadi simbol kekuatan komunitas dan solusi cerdas atas permasalahan energi.Keberadaan PLTMH memberikan dampak transformatif bagi kehidupan masyarakat. Listrik yang dihasilkan tidak hanya menerangi rumah-rumah warga pada malam hari, tetapi juga mendorong munculnya kegiatan ekonomi produktif skala kecil. Usaha rumahan seperti pengolahan makanan, kerajinan tangan, dan bengkel kecil dapat beroperasi dengan lebih optimal. Lebih dari itu, anak-anak dapat belajar dengan lebih baik di malam hari, meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa ini.PLTMH Pasegeran ialah contoh nyata bagaimana energi terbarukan dapat diimplementasikan di tingkat desa untuk mencapai kemandirian energi dan pembangunan berkelanjutan. Keberhasilan ini sering kali menjadi studi kasus bagi desa-desa lain yang memiliki potensi sumber daya air serupa, menunjukkan bahwa solusi lokal mampu menjawab tantangan global terkait energi dan lingkungan.
Pesona Wisata Alam yang Menjanjikan
Di balik potensi pertaniannya, Desa Pasegeran menyimpan keindahan alam yang luar biasa dan berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata dan agrowisata. Lanskap perbukitan yang hijau, udara yang bersih, dan suasana pedesaan yang tenang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari ketenangan.Salah satu objek wisata alam andalan ialah Curug Pitu, sebuah air terjun yang masih sangat alami dan dikelilingi oleh vegetasi yang lebat. Akses menuju lokasi yang menantang justru memberikan pengalaman petualangan tersendiri bagi para pengunjung. Suara gemuruh air dan pemandangan asri di sekitarnya menawarkan tempat yang sempurna untuk melepaskan penat.Selain wisata air terjun, konsep agrowisata kopi dan salak memiliki prospek yang sangat cerah. Pengunjung dapat diajak untuk melihat langsung proses budidaya kopi, mulai dari pemetikan biji di kebun, penjemuran, hingga penyangraian tradisional. Pengalaman memetik salak langsung dari pohonnya juga dapat menjadi atraksi yang menarik. Pengembangan paket-paket wisata edukatif semacam ini tidak hanya akan membuka sumber pendapatan baru bagi desa tetapi juga memperkuat branding Pasegeran sebagai desa penghasil kopi dan salak berkualitas.Tantangan utama dalam pengembangan pariwisata ini tentunya ialah infrastruktur penunjang, seperti akses jalan yang lebih nyaman, penginapan (homestay), dan promosi yang masif. Namun dengan pendekatan pariwisata berbasis komunitas, pengembangan dapat dilakukan secara bertahap tanpa merusak keaslian alam dan budaya lokal.
Pemerintahan dan Prospek Masa Depan
Pemerintahan Desa Pasegeran, yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa beserta perangkatnya, terus berupaya untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang ada. Fokus pembangunan diarahkan pada peningkatan infrastruktur dasar, penguatan kapasitas petani melalui penyuluhan dan pelatihan, serta penjajakan kerja sama untuk pengembangan sektor pariwisata. Sinergi antara pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan, dan partisipasi aktif warga menjadi kunci keberhasilan program-program pembangunan.Ke depan, Desa Pasegeran memiliki jalan yang terbentang luas untuk menjadi desa agropolitan yang maju. Dengan mengintegrasikan sektor pertanian, pariwisata, dan energi terbarukan, desa ini dapat mewujudkan pembangunan yang holistik dan berkelanjutan. Penguatan branding "Kopi Pasegeran" dan "Agrowisata Salak," ditambah dengan keunikan PLTMH sebagai ikon kemandirian, akan menempatkan Desa Pasegeran pada peta potensi daerah yang patut diperhitungkan di Kabupaten Banjarnegara. Desa ini bukan lagi sekadar wilayah terpencil, melainkan sebuah kanvas masa depan yang menjanjikan kemakmuran berbasis kearifan lokal dan inovasi.